“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka
menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”
Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan
ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada Al-Qur’an surat
an-Nur ayat 32 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya
kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).
Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk
memandang?? Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun
semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari
hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.
Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:
1. Pandangan yang liar adalah sarana menuju yang haram
Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan
berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.”
(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
2. Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya,
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan
pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
3. Masuknya setan ketika seseorang itu memandang
Masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang
hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai
berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan
api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Pintarnya lagi, setan
akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka
pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian
beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang
pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan
melemparkan panah beracun pada diri kita dan setan melemparkannya
secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya.
Astaghfirullah…Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para
bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?
4. Pandangan tersebut akan menyibukkan hati
Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang
bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti
hawa nafsunya.
5. Kita dapat merusak hati orang lain
Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak
hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik
dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh
laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa
dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa
saja!!
Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan
eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan
hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis.
Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan
di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah
berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.
Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35,
Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang
tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon
zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di
sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Bila hati ini telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan
dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih
terus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah.
Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang kita perbuat?? Jadi, kita
tinggal memilih, ingin memiliki pandangan yang terjaga atau tidak ??
Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar