Sabtu, 17 Maret 2012

Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang lagi trend akhir-akhir ini khususnya di Indonesia.Tetapi antara sadar atau tidak sadar kita seakan-akan sudah mendewa-dewakan yang namanya facebook,mungkin sehari saja tidak buka facebook kita merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup kita.Sahabat,apakah benar Wall Facebook itu sama dengan dinding ratapan yahudi?

Wall berasal dari bahasa ingris yang artinya dinding atau tembok.Sekarang kita perlu analisis lebih jauh faktanya wall facebook ini sekarang telah beralih fungsi yang dahulu sebagai media untuk bersosialisasi dengan sesama namun untuk saat ini facebook sudah beralih tempat untuk berdoa atau bahkan meratapi nasib yang sedang menimpa pemilik akun.

Coba sekarang perhatikan/tengok beranda atau wall kita atau teman2 disana mungkin terlihat bahwa teman-teman kita di facebook banyak yang berdoa, mengeluh, bahkan meratapi kehidupan di dinding facebooknya. Karena faktanya seperti ini lalu apa bedanya dengan tembok ratapan di Yerussalem, yang juga merupakan tempat suci bagi kaum Y4hudi.

Tembok Ratapan adalah tempat yang penting dan dianggap suci oleh orang Y4hudi maupun Muslim. Ini adalah sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun oleh Raja Salomo (Sulaiman), putra Daud. Bait Suci itu hancur ketika Israel diserbu tentara Romawi pada tahun 70 Masehi.

Panjang tembok ini aslinya sekitar 485 meter, dan sekarang sisanya hanyalah 60 meter.Orang Yahudi percaya bahwa tembok ini tidak ikut hancur sebab di situlah berdiam “Shekhinah” (kehadiran ilahi). Jadi, berdoa di situ sama artinya dengan berdoa kepada Tuhan.

Orang Yahudi berdoa di Tembok Barat

Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai Tembok Barat, tetapi kini disebut “Tembok Ratapan” karena di situ orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Y4hudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. ( wikipedia )

Kita juga pantas untuk merasa curiga, kenapa pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memberi nama tempat untuk menuliskan status dengan Wall atau dinding. Sehingga, ketika Wall itu berisi ratapan atau rintihan, jadilah kondisinya menjadi tembok ratapan.

Memang, ini facebook ini cuma dunia maya, tapi sadar atau tidak facebook telah berhasil meng-Y4hudi-kan kita. Marilah gunakan facebook dengan bijak, janganlah digunakan berdoa, mengeluh atau bahkan meratapi nasib. Karna itu bukan tempatnya, kalau mau berdoa, mengeluh atau bahkan meratap harusnya dilakukan di tempat ibadah, misalnya selesai sholat. Jadikan Facebook jadi sarana dakwah, berdiskusi atau berbagi sesuatu yang bermanfaat.

Semoga catatan ini bisa jadi bahan renungan dan instropeksi diri sehingga kita tidak mengeluh atau meratap di facebook lagi, baik melalui status, postingan maupun komentar-komentar, baik secara tersurat maupun tersirat. (cokiehti.wordpress.com)

Tidak ada komentar: